Akhir-akhir ini saya sering mendengarkan tausiah "ustadz sedekah" Yusuf Mansur. Saya suka gaya ngomongnya yang betawian, tanpa tedeng aling-aling. Di samping itu saya juga membaca buku-bukunya, dan mengikuti kuliah on line dari sang ustadz.
Seperti biasanya saya berangkat ke kantor di jakarta menggunakan KRL Pakuan (dari Bogor). Suatu pagi, setelah bayar tiket seharga Rp. 11.000, tiket saya kantongi dan saya bergegas menuju KRL yang sudah tersedia di sepur 2. Sambil jalan saya kasih sedekah pada orang minta2 di peron stasiun sebesar Rp. 1000,- Kemudian sampai di dalam KRL ada lagi peminta-minta dan saya kasih lagi Rp. 1000,-. Tak lama kemudian datang pengamen, dan sekali lagi saya kasih Rp. 1000,-
Tak lama KRL berangkat. Kira-kira sampai di sta Cilebut para kondektur mulai memeriksa karcis para penumpang. Saya coba mengambil karcis yang seingat saya tadi saya masukkan di kantong celana. Tapi astaga, saya tidak mendapati karcis saya tersebut, sehingga sampai keluar keringat dingin. Maklum kalau ketahuan tidak punya tiket akan didenda Rp. 30.000,- + rasa malu yang tentu luarbiasa. Pak kondektur berhenti di depan saya sambil memperhatikan saya yang sedang sibuk mencari sang karcis yang saat itu entah di mana.
Tanpa berkata-kata akhirnya pak kondektur itu berlalu dari hadapan saya selanjutnya memeriksa karcis penumpang berikutnya. Wah saya merasa lega luar biasa karena tidak jadi mendapat malu akibat tidak bisa menunjukkan karcis.
Saya baru teringat kalau tadi saya telah bersedekah Rp. 3.000,- dan saya terselamatkan dari denda Rp. 30.000,- dan rasa malu itu.
Maha benar Allah atas firmanNya yang mengatakan sedekah 1 akan dibalas minimal 10 kali lipat.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment